Sekarang mari kita berbicara tentang beberapa bidang yang menjadi subordinasi mechanical engineering. Berbicara masalah ini, sebetulnya tidak ada pembagian yang paten atas mechanical engineering: tidak ada ketentuan baku mengenai mechanical engineering itu dibagi menjadi berapa dan apa saja. Akan tetapi disini saya akan memaparkan secara sangat singkat pembagian yang biasa dilakukan di dunia pendidikan, yakni di Departemen Teknik Mesin perguruan-perguruan tinggi di Indonesia. Dalam hal ini, mechanical engineering biasa dibagi menjadi: 1) desain, 2) konversi energi, 3) produksi atau manufaktur, dan 4) metalurgi (ilmu logam).
Bidang desain, sesuai dengan namanya, berhubungan dengan perencanaan. Hanya saja yang dimaksudkan dengan perencanaan disini pada kenyataannya terbatas hanya pada perencanaan mekanika struktur, baik statis maupun dinamis. Karena itu, ilmu-ilmu yang dibutuhkan dalam bidang ini adalah mekanika teknik (engineering mechanics), perencanaan elemen-elemen mesin (machine design), dan sebagainya.
Bidang konversi energi tentu saja berhubungan dengan cara-cara mengubah satu bentuk energi ke bentuk energi lainnya. Misalnya, bagaimana caranya mengubah energi yang terdapat pada udara dan bahan bakar agar berubah menjadi energi gerak. Dalam hal ini, ilmu-ilmu yang banyak dipakai adalah termodinamika teknik, mekanika fluida (fluid mechanics), perpindahan panas (heat transfer), dan sebagainya.
Bidang produksi atau manufaktur berhubungan dengan proses-proses pengubahan bahan mentah menjadi suatu produk. Karenanya, bidang ini terkait dengan berbagai macam proses pembentukan logam (metal forming), perautan logam (metal machining), perancangan perkakas (machine tool design), manajemen proses produksi, dan sebagainya.
Adapun bidang metalurgi (ilmu logam) sudah pasti berhubungan dengan bahan-bahan logam (ferrous maupun non ferrous), baik itu dari sisi pembuatannya, perlakuan terhadapnya, sifat-sifat kimiawinya, sifat-sifat fisiknya, sifat-sifat mekanisnya, dan sebagainya. Untuk memenuhi tuntutan ekstensifikasi material industri, bidang ini sekarang bahkan sudah memperluas cakupannya pada bahan-bahan non logam (polimer) ataupun yang tidak sepenuhnya logam (komposit).
Dalam sebuah proses mechanical engineering yang utuh, semua bidang diatas dibutuhkan secara sekaligus. Tidaklah bisa satu bidang terlepas sama sekali dari yang lainnya, karena tataran praktis membutuhkan semuanya sekaligus. Sebagai contoh, jika kita ingin memproduksi sebuah mobil, maka dibutuhkan proses perencanaan (desain), perhitungan pembakaran mesinnya (konversi energi), analisa dan pemilihan bahannya (metalurgi), dan bagaimana proses produksinya (manufaktur).